Riau, lahatsatu.id – Dalam beberapa waktu terakhir, nama Rahman Akil menjadi sorotan di sektor migas di Provinsi Riau, Indonesia. Lantas, siapa sebenarnya Rahman Akil dan bagaimana reputasinya?
Rahman Akil merupakan mantan Direktur Utama PT Sarana Pembangunan Riau (PT SPR) yang memiliki peran strategis dalam pengelolaan migas di Provinsi Riau. Ia menempuh pendidikan Bachelor of Science in Business Administration dari D’Amore-McKim School of Business, Northeastern University pada tahun 1992 dan Master of Business Administration dari A.B. Freeman School of Business, Tulane University pada tahun 1995.
Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama PT SPR, Rahman Akil telah berkarier sebagai profesional di bidang corporate finance advisory. Di antaranya, ia pernah menjadi lead advisor untuk IPO BUMN pertama pada era reformasi tahun 1999, mengikuti Executive Program di Freeport-McMoRan, Inc., perusahaan tambang mineral terbesar di dunia, menjadi lead advisor bagi Schiphol Amsterdam atas rencana akuisisi Angkasa Pura II, serta berbagai pengalaman prestisius lainnya.
Saat ini, Rahman Akil juga melakukan penelitian di salah satu universitas terbaik di Indonesia yang berlokasi di Yogyakarta, sebagai bagian dari komitmennya untuk terus mengembangkan pengetahuan dan kontribusi di bidang bisnis. Sebagai putra asli Riau dan anak kandung Muhammad Akil, seorang pengusaha besar yang dikenal memiliki kiprah luas dalam dunia bisnis di Riau dan Jakarta, Rahman Akil membangun reputasi melalui berbagai pencapaian penting selama menjabat Direktur Utama PT SPR pada 2008–2015.
Di bawah kepemimpinannya, PT SPR berhasil memperoleh Wilayah Kerja (WK) Blok Langgak dan menandatangani Production Sharing Contract dengan pemerintah Indonesia melalui mekanisme joint study. Pencapaian ini menjadikan PT SPR sebagai BUMD pertama di Indonesia yang menjadi operator migas dengan biaya produksi minyak terendah di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan komitmen Rahman Akil untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat Riau serta kepercayaan pemerintah kepadanya sebagai pemegang participating interest di Blok Langgak, salah satu penghasil minyak terbaik di Indonesia.
Beberapa capaian angka selama kepemimpinannya di PT SPR antara lain ekspor penjualan minyak WK Langgak yang mampu bersaing dengan perusahaan minyak multinasional, nilai deposito perusahaan yang signifikan, serta pengembalian allocation factor kepada PT SPR yang mencapai USD 5,6 juta. Kepemimpinannya menunjukkan berbagai keberhasilan yang mendorong kemajuan daerah. Karakter kepemimpinan yang tampak ialah visi yang kuat, komitmen terhadap tata kelola yang baik, serta fokus pada pemberdayaan lokal, terutama dalam konteks Riau sebagai salah satu daerah penghasil minyak terbaik di Indonesia.
Selain itu, dalam masa kepemimpinan Rahman Akil, PT SPR mencatat lonjakan finansial signifikan. Pada periode 2008–2011, aset dan pendapatan perusahaan meningkat tajam dari Rp23,92 miliar aset dan Rp20,51 miliar pendapatan pada 2008 menjadi Rp113,48 miliar aset dan Rp127,34 miliar pendapatan pada 2011. Pertumbuhan pesat ini mencerminkan efektivitas strategi bisnis dan tata kelola yang diterapkan Rahman Akil dalam memajukan PT SPR sebagai BUMD yang berdaya saing tinggi di sektor migas.
Dalam perannya sebagai Direktur Utama PT SPR, Rahman Akil juga memberikan dampak konkret, di antaranya:
– Meningkatkan kapasitas daerah dalam mengelola sumber daya minyak secara mandiri dan profesional yang sebelumnya didominasi perusahaan nasional maupun asing;
– Membuka peluang bagi talenta lokal di Riau untuk terlibat langsung dalam industri strategis;
– Memperkuat posisi PT SPR sebagai institusi migas yang kredibel melalui akuntabilitas dan transparansi, di antaranya lewat rutinitas restitusi pajak, pengembalian allocation factor, dan manajemen aset yang efisien;
– Menciptakan citra positif bahwa BUMD daerah mampu bersaing di tingkat nasional, bukan sekadar pengelola skala kecil.
Dengan rekam jejak tersebut, Rahman Akil dinilai sebagai sosok profesional yang mampu menghadirkan paradigma baru dalam pengelolaan BUMD. Kepemimpinannya mencerminkan keseimbangan antara kemampuan manajerial, visi pembangunan daerah, dan komitmen terhadap prinsip tata kelola yang bersih dan transparan. Di bawah kepemimpinannya, PT Sarana Pembangunan Riau tidak hanya menjadi entitas bisnis yang berorientasi laba, tetapi juga simbol kemandirian daerah dalam mengelola sumber daya strategis.
Warisan kepemimpinan Rahman Akil menjadi bukti bahwa integritas dan kompetensi dapat berjalan seiring dalam membangun fondasi industri migas yang berkelanjutan serta berdaya saing nasional, yang hingga hari ini terus memberi dampak bagi Provinsi Riau dan seluruh masyarakat di dalamnya. (*)





