Alhamdulillah! Sembako, Air Bersih Hingga Seragam Sekolah, Terus Mengalir ke Korban Banjir Lahat

oleh -139 Dilihat
oleh
Perwakilan PT BPI memantau pemukiman korban banjir bersama Kades Nanti Giri Zamzami. Foto Mala/lahatsatu.id

lahatsatu.id, Lahat – Bencana banjir Sabtu 27 Januari 2024, mengisahkan duka mendalam bagi ratusan kepala keluarga di Kecamatan Jarai, Sukamerindu dan Kecamatan Pajar Bulan, Kabupaten Lahat.

Ratusan rumah direndam banjir, dan puluhan hektar sawah dan kebun rusak ditanam banjir. Bahkan, satu unit rumah milik Sudarmansyah di Desa Pulau, Kecamatan Pajar Bulan, hanyut.

Namun, pasca banjir tersebut, bantuan terus mengalir kepada para korban. Mulai dari paket sembako, air bersih hingga seragam sekolah pun diberikan kepada para korban.

PT Bukit Pembangkit Inovatif (BPI) atau PLTU Banjarsari, Kejaksaan Negeri Lahat dan Balai Prasarana Pemukiman Sumsel Dirjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat, pun turun menyalurkan bantuan.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Sumsel, Miarka Risdawati ST MSi, melalui PPK Tanggap Darurat Andi Rosandi menyampaikan, di Kecamatan Jarai bantuan yang disalurkan diantaranya penyedian air bersih berupa mobil tangki air 2 unit dan Hidran Umum sebanyak 6 unit.

“Masing- masing di Desa pelajaran 3 unit hidran, dan Desa Nanti Gini sebanyak 3 unit,” ujar Andi, Minggu 4 Februari 2024.

Sementara dari PLTU Banjar Sari, bekerja sama dengan Forum Jurnalis Energi Lahat (FJEL) juga memberikan bantuan berupa ratusan paket sembako dan seragam sekolah, yang disalurkan di Desa Pelajaran, Nantigiri, Kecamatan Jarai dan Desa Pulau, Kecamatan Pajar Bulan.

Sementara Kades Nanti Giri, Zamzami menyampaikan. Bahwa untuk kondisi banjir sudah benar- benar surut. Warga membersihkan rumah dan menjemut barang- barang yang sebelumnya basah.

“Untuk air bersih sudah mulai ada. Sehingga warga sudah bisa masak di rumah. Peralatan tang tenggelam dan kotor juga mulai dibersihkan,” ungkapnya.

Harapannya semoga kejadian tak terulang. Memang sebelumnya sejak beberapa tahun terakhir, tidak pernah terjadi air meluap hingga masuk ke rumah warga dengan ketinggian 1 meter lebih.

Diwartakan sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Lahat menjelaskan. Bahwa dari banjir luapan sungai dan longsor yang terjadi Sabtu pagi (27/1). Data laporan hingga Sabtu pukul 20.25 WIB. Diantaranya
Untuk Kecamatan Jarai di Desa Pelajaran, ada 132 rumah terendam. Lalu Desa Sadam ada 2 rumah terendam. Desa Nanti Giri ada 118 Rumah terendam. Desa Pama Salak ada 38 rumah terendam.

Selanjutnya Kecamatan Suka Merindu, di Desa Suka Raja masih pendataan. Desa Tanjung Agung ada 32 rumah terendam. Lalu akibat longsor ada 19 bidang sawah rusak, Klkebun 37 Bidang, Ternak 24 Kolam Ikan rusak. Fasilitas mum pagar masjid 6 meter roboh. Pagar SD N1 8 meter roboh. Pipa air bersih satu unit patah dan hanyut. Jalan usaha tani 150 meter rusak dan tertimbun. Plat Duiker 5 unit hancur. Jembatan 14 Meter bergeser dan retak.

Kemudian di Kecamatan Pajar Bulan, Desa Ulak Bandung terdampak banjir ada 100 rumah.Sawah 50 bidangm Kebun 80 bidangel ternak, jembatan rusak 3 unit dan
1 unit jembatan penghubung antar Desa Pulau Rusak Berat. Lalu Desa Gelung Sakti masih pendataan, Desa Benua Raja ada satu rumah terendam. Desa Pulau ada 1 rumah terendam.

Sementara di Kecamatan Kota Lahat, Kelurahan Kota Jaya RT. 07 ada 9 rumah terendam. Selanjutnya RT.08 Kelurahan Pasar Bawah adan28 rumah terendam. Kemudian Kecamatan Tanjung Tebat, di Desa Talang Dendam ada jembatan rusak berat.

“Total sementara yang terdampak banjir dan longsor, 461 rumah terendam, 69 bidang sawah terendam, 117 bidang kebun terendam. 24 kolam ikan terdampak, jalanbdan jembatan serta fasilitas umum lainnya. Untuk kondisi saat ini air surut dan warga mulai membersihkan material banjir ,” ujar Kalakhar BPBD Lahat Ali Afandi.

Sementara Jembatan penghubung Talang Dendam ke desa Rambai kace Kecamatan Tanjung Tebat Putusm. Sebagian Penduduk tidak bisa lewat.

Pihaknya tetap menghimbau masyarakat yang terdampak supaya lebih waspada. Apabila terjadi peningkatan debit air sungai ketika hujabn turun dengan intensitas dan frekuensi yang tinggi.

Banjir dan longsor sendiri disebabkan tiga faktor, Kepala UPTD KPH Wilayah XI Kikim Pasemah, Wahyu Pamungkas menyampaikan. Curah hujan tinggi, berkurangnya kemampuan ekosistem dalam menahan air, serta topografi menjadi tiga komponen utama pemicu banjir termasuk kejadian banjir dan longsor di Kecamatan Jarai beberapa hari yang lalu. Terkait kemampuan ekositem, perlu dilakukan analisis lanjutan terutama untuk menentukan lokasi kejadian berada di Daerah Tangkapan Air (DTA) yang mana.

Setelah diketahui DTA-nya, kemudian akan dilakukan telaah kualitas tutupan lahan dan penggunaan lahannya untuk mengukur kemampuan tata air-nya. Perubahan tutupan lahan biasanya didorong oleh aktifitas pembalakan liar, perambahan hutan, alih fungsi lahan dan lainnya.(mala)